Misteri Anak 14 hari Pepohonan Bambu Bantul

Ada cerita yang masih menyisakan misteri di Bambanglipuro, Bantul.



Cerita misterius ini sebenarnya sudah lama, sekitar 10tahun yang lalu. Akun instagram @ceritahororjogja menceritakan pada waktu itu ada tiga anak yang suka bermain kelereng. Mereka adalah setyo, Adi, dan Rahmat (Semuanya nama samara).

Bermain kelereng di pekarangan luas milik tetangga adalah hobi mereka bertiga. Pekarangan yang luas itu dikelilingi oleh pepohonan yang rindang. Di sana banyak  pohon bamboo yang tumbuh disekitar jalan menuju pekarangan itu.

Posisi pohoh bamboo tersebut seolah-olah seperti gerbang menuju alam lain. Tidak heran jika anak-anak sangat senang bermain dipekarangan tersebut karena sejuknya lokasi itu.

Suatu ketika, Setyo, Adi dan Rahmat asik bermain kelereng hingga langit mulai gelap. Suara azan mulai terdengar, Adi disuruh pulang oleh ibunya. Setyo pun mengikuti dan rahmat masih sibuk mengemasi kelereng-kelerengnnya.


Masih sempat bercanda


Dengan lantang Rahmat memanggil Adi dan Setyo yang sudah perada jauh didepannya.

“Cepat, keburu gelap nanti digondol wewe lho” kata Setyo bercanda.

 

Digondol wewe yang dimaksud adalah dibawa oleh makhluk halus bernama wewe. Sesekali Setyo dan Adi memastikan Rahmat baik-baik saja.

 

Ditengan jalan,mereka melihat terdapat satu batang bambu yang melengkung. Padahal saat mereka berangkat tidak  terlihat ada batang bamboo yan melengkung.

Karena tubuh Adi dan Setyo mungkil, keduanya menunduk untuk melewati batang bambu tersebut dari bawah. Sementara, Rahmat yang berbadan tinggi memilih untuk meloncati batang bamboo tersebut.

 

Pada saat yang bersamaan, Adi dan Setyo mendengar suara bising, seperti ada yang terjatuh. Karena khawatir mereka menengok ke belakang untuk memastikan keadaan Rahmat.

 

Rahmat menghilang.

 

Namun, saat Adi dan Setyo kembali ke sekitar pohon bamboo yang melengkung tersebut, Rahmat sudah tidak ada.

 

Awalnya mereka mengira Rahmat bercanda mereka menunggu sampai 10 menit. Rahmat belum juga muncul.

 

Karena panic, Adi dan Setyo langsung berlari menuju rumah Rahmat. Keduanya memberitahu orangtua Rahmat kejadian yang baru saja terjadi. Orangtua Rahmat pun terdiam.

 

Tanpa banyak bicara, ayah Rahmat langsung mengantar Pulang Adi dan Setyo. Tanpa tahu apa yang sedang terjadi, Adi dan Setyo hanya menurut saja,

Orangtua Rahmat lantas meminta tolong seluruh warga dan seorang kyai untuk mecari anaknya keseluruh kampong. Pencarian telah dilakukan selama tuju hari lamanya. Namun, Rahmat belum juga ketemu. Sebagai bentuk Ikhtiar, orangtua Rahmat pun selalu menggelar pengajian setiap malam dengan harapan anak mereka segera kembali.

 

Pada hari ke-14, terdapat warga yang mengatakan bahwa Rahmat tengah pingsan dibawah pohon bamboo. Baju dan celana yang dikenakan sama persis seperti hari Rahmat dilaporkan menghilang. Kemudia Rahmat dibawa pulang oleh warga tersebut.

 

Setelah sampai rumah, Rahmat bercerita. Saat melompati batang bamboo, ia mengaku masih bisa melihat Adi, dan Setyo. Namun saat menginjak tanah, ia lantas merasa telah berada di alam lain.

 

Ia merasa berada disuatu tempat dengan suasana yang menunjukan tengah malam. Padahal ia ingat saat main bersama temannya masih di waktu petang. Keanehan pun ia rasakan saat tiba-tiba bertemu wanita paruh baya yang mengenakan pakaian lusuh.

 

Wanita tersebut mengajak Rahmat ke rumahnya dan disana ia disediakan beragam makanan yang lezat. Ada susu, roti, permen, bahkan rendang makanan kesukaannya.

 

Sebenarnya, Rahmat diminta untuk tinggal lebih lama disana. Namun, Rahmat menolak dan tetap ingin pulang kerumahnya.

 

Mendengar Rahmat yang ingin pulang, wanita tersebut pun menghantarkan Rahmat ketempat dimana Rahmat hilang. Ya, di pohon bambu tersebut Rahmat diantar. Rahmat merasa bahwa ia pergi selama satu jam. Namun teryata di dunia nyata ia telah menghilang selama dua minggu.

 

Mendengar cerita tersebut, sang kyai mengatakan Rahmat beruntung telah diantar dan menolak untuk singgah lebih lama. Karena jika tidak, ia tidak akan bisa kembali lagi.

 

Jangan melangkahi

 

Kyai tersebut pun memberi wejengan untuk Rahmat agar sebaiknya jangan melangkahi apa pun. Sebab hal tersebut adalah perbuatan yang tidak sopan. Jika terpaksa melangkahi sesuatu ada baiknya meminta izin dan banyak berdo’a keamanan kepada Tuhan.

 

Tidak hanya itu, terdapat beberapa kabar yang beredar bahwa wanita tersebut adalah wewe penunggu bamboo tersebut. Selain itu, makanan yang dihidangkan sebenarnya adalah bangkai ayam, kotoran sapi, dan daun bamboo.

 

Posting Komentar

0 Komentar