Ada cerita yang masih menyisakan misteri di Bambanglipuro, Bantul.
Cerita misterius ini sebenarnya sudah lama, sekitar
10tahun yang lalu. Akun instagram @ceritahororjogja menceritakan pada waktu itu
ada tiga anak yang suka bermain kelereng. Mereka adalah setyo, Adi, dan Rahmat
(Semuanya nama samara).
Bermain kelereng di pekarangan luas milik tetangga adalah
hobi mereka bertiga. Pekarangan yang luas itu dikelilingi oleh pepohonan yang
rindang. Di sana banyak pohon bamboo yang
tumbuh disekitar jalan menuju pekarangan itu.
Posisi pohoh bamboo tersebut seolah-olah seperti gerbang
menuju alam lain. Tidak heran jika anak-anak sangat senang bermain dipekarangan
tersebut karena sejuknya lokasi itu.
Suatu ketika, Setyo, Adi dan Rahmat asik bermain kelereng hingga langit mulai gelap. Suara azan mulai terdengar, Adi disuruh pulang oleh ibunya. Setyo pun mengikuti dan rahmat masih sibuk mengemasi kelereng-kelerengnnya.
Masih sempat bercanda
Dengan lantang Rahmat memanggil Adi dan Setyo yang sudah perada jauh didepannya.
“Cepat, keburu gelap nanti digondol wewe lho” kata Setyo
bercanda.
Digondol wewe yang dimaksud adalah dibawa oleh makhluk
halus bernama wewe. Sesekali Setyo dan Adi memastikan Rahmat baik-baik saja.
Ditengan jalan,mereka melihat terdapat satu batang bambu yang melengkung. Padahal saat mereka berangkat tidak terlihat ada batang bamboo yan melengkung.
Karena tubuh Adi dan Setyo mungkil, keduanya menunduk
untuk melewati batang bambu tersebut dari bawah. Sementara, Rahmat yang
berbadan tinggi memilih untuk meloncati batang bamboo tersebut.
Pada saat yang bersamaan, Adi dan Setyo mendengar suara
bising, seperti ada yang terjatuh. Karena khawatir mereka menengok ke belakang
untuk memastikan keadaan Rahmat.
Rahmat menghilang.
Namun, saat Adi dan Setyo kembali ke sekitar pohon bamboo
yang melengkung tersebut, Rahmat sudah tidak ada.
Awalnya mereka mengira Rahmat bercanda mereka menunggu
sampai 10 menit. Rahmat belum juga muncul.
Karena panic, Adi dan Setyo langsung berlari menuju rumah
Rahmat. Keduanya memberitahu orangtua Rahmat kejadian yang baru saja terjadi. Orangtua
Rahmat pun terdiam.
Tanpa banyak bicara, ayah Rahmat langsung mengantar Pulang
Adi dan Setyo. Tanpa tahu apa yang sedang terjadi, Adi dan Setyo hanya menurut
saja,
Orangtua Rahmat lantas meminta tolong seluruh warga dan
seorang kyai untuk mecari anaknya keseluruh kampong. Pencarian telah dilakukan
selama tuju hari lamanya. Namun, Rahmat belum juga ketemu. Sebagai bentuk
Ikhtiar, orangtua Rahmat pun selalu menggelar pengajian setiap malam dengan
harapan anak mereka segera kembali.
Pada hari ke-14, terdapat warga yang mengatakan bahwa
Rahmat tengah pingsan dibawah pohon bamboo. Baju dan celana yang dikenakan sama
persis seperti hari Rahmat dilaporkan menghilang. Kemudia Rahmat dibawa pulang
oleh warga tersebut.
Setelah sampai rumah, Rahmat bercerita. Saat melompati
batang bamboo, ia mengaku masih bisa melihat Adi, dan Setyo. Namun saat menginjak
tanah, ia lantas merasa telah berada di alam lain.
Ia merasa berada disuatu tempat dengan suasana yang
menunjukan tengah malam. Padahal ia ingat saat main bersama temannya masih di
waktu petang. Keanehan pun ia rasakan saat tiba-tiba bertemu wanita paruh baya
yang mengenakan pakaian lusuh.
Wanita tersebut mengajak Rahmat ke rumahnya dan disana ia
disediakan beragam makanan yang lezat. Ada susu, roti, permen, bahkan rendang
makanan kesukaannya.
Sebenarnya, Rahmat diminta untuk tinggal lebih lama disana.
Namun, Rahmat menolak dan tetap ingin pulang kerumahnya.
Mendengar Rahmat yang ingin pulang, wanita tersebut pun
menghantarkan Rahmat ketempat dimana Rahmat hilang. Ya, di pohon bambu tersebut
Rahmat diantar. Rahmat merasa bahwa ia pergi selama satu jam. Namun teryata di
dunia nyata ia telah menghilang selama dua minggu.
Mendengar cerita tersebut, sang kyai mengatakan Rahmat
beruntung telah diantar dan menolak untuk singgah lebih lama. Karena jika
tidak, ia tidak akan bisa kembali lagi.
Jangan melangkahi
Kyai tersebut pun memberi wejengan untuk Rahmat agar
sebaiknya jangan melangkahi apa pun. Sebab hal tersebut adalah perbuatan yang
tidak sopan. Jika terpaksa melangkahi sesuatu ada baiknya meminta izin dan
banyak berdo’a keamanan kepada Tuhan.
Tidak hanya itu, terdapat beberapa kabar yang beredar
bahwa wanita tersebut adalah wewe penunggu bamboo tersebut. Selain itu, makanan
yang dihidangkan sebenarnya adalah bangkai ayam, kotoran sapi, dan daun bamboo.
0 Komentar